Sholat
jika dikerjakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW selain memberikan pahala,
insyaAllah, juga memberikan manfaat-manfaat lain baik bagi kesehatan badan juga
kesehatan jiwa. Sudah sangat banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
manfaat kesehatan dari tiap gerakan sholat. Berikut ini hanya kami ringkas beberapa manfaat bagi kesehatan badan yang diperoleh
dari beberapa gerakan pokok sholat.
1. Takbiratul
Ihram dan berdiri tegak
Sebelum dan setelah takbiratul ihram, tentu ada posisi
berdiri tegak. Berdiri tegak dalam artian meluruskan tulang-tulang leher,
tulang belakang dan tungkai kaki sesuai dengan titik massa tubuh. Beberapa
manfaat kesehatan yang diperoleh dari posisi berdiri tegak antara lain:
a. Membantu menjaga tegak lurusnya tulang belakang. Manusia pada
umumnya sekarang lebih banyak yang aktifitasnya cenderung bungkuk ke depan
seperti bermain komputer, menulis ataupun membaca. Hal ini dapat lebih parah
jika sarana yang dipakai tidak ergonomis. Hal ini akan mempercepat
membengkoknya tulang punggung. Jika dibiarkan, semakin lama lengkungan punggung
itu akan semakin terlihat dan bisa mengakibatkan deformasi tubuh yang permanen
dan berbahaya. Berdiri tegak pada sholat mampu menjaga tegak lurusnya tulang
belakang jika dilakukan dengan benar, rutin dan thuma’ninah.
b. Berdiri tegak dapat menjaga
lengkungan saraf di telapak kaki supaya terlindungi dari beban tubuh.
c. Posisi shaf yang rapat, yaitu
kedua bahu dan kaki saling bertemu, akan lebih menegakkan lagi berdirinya
tubuh. Hal ini juga untuk mencegah miringnya badan akibat aktifitas yang berlebihan.
Gerakan Takbiratul Ihram adalah lurus sejajar bahu (dengan beberapa perbedaan penafsiran),
juga memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan, antara lain:
a. Menguatkan otot lengan bagian
atas. Hal ini sangat berguna ketika lengan digunakan untuk mengangkat beban
berat.
b. Memposisikan tulang belikat
dan otot-otot yang melekat padanya sesuai dengan posisinya. Hal ini untuk
menjaga bentuk punggung agar tetap baik.
c. Mengangkat tangan dan
meluruskannya sejajar bahu dapat meluaskan rongga dada. Hal ini akan membuat
paru-paru mengembang dan menambah volumenya. Jika demikian tentu oksigen yang
dihirup akan lebih banyak. Dengan semaikn banyaknya oksigen yang dihirup, akan
membuat tubuh semakin sehat, otak lebih fresh dan mempercepat proses penyembuhan.
Gerakan takbiratul ihram harus disertai dengan bacaan Takbir.
Hal ini juga mengandung hikmah bagi yang buta atau tuli. Yang tuli dapat
melihat gerakannya, yang buta dapat mendengar suara takbirnya.
2. Ruku’
Ruku’ adalah gerakan membungkuk dengan punggung lurus dan
didahului gerakan takbir. Lurusnya punggung ketika ruku’ digambarkan oleh
sahabat Ali ra. “Seandainya segelas air diletakkan di atas punggung
Rasulullah SAW ketika beliau ruku’, maka air itu tidak akan tumpah.”.
Ruku’ dilakukan dengan thuma’ninah, artinya tenang, tidak
terburu-buru, menyelesaikan bacaan dan penuh penghayatan. Dalam gerakan ruku’,
termasuk juga gerakan-gerakan lain dalam sholat, ma’mum tidak boleh mendahului
imam.
Gerakan dan posisi ruku’ juga
memiliki beberapa manfaat kesehatan antara lain:
a. Meregangkan otot-otot di bagian belakang betis dan paha. Hal ini
penting untuk menguatkan dan melenturkan otot yang berperan ketika kaki naik
mendaki atau menurun. Selain itu kelenturan dan kekuatan kaki penting untuk
ketangkasan gerak kaki atau perpindahan posisi tubuh.
b. Menguatkan otot bahu yang
menyangga lengan. Bahu merupakan pangkal lengan untuk beraktifitas seperti
mengangkat, mendorong, mengangkat, dsb.
c. Ruku’ menguatkan otot leher dengan latihan menahan kepala supaya
tidak terkulai, juga tidak mendongak.
Dokter A. Saboe, mengadakan penelitian secara mendalam yang
dikaitkan dengan kondisi fisik manusia, akhirnya berkesimpulan sebagai berikut
:
a. Dapat memperbaiki
letak bayi yang kurang baik bagi ibu yang sedang hamil.
b. Memperlancar
sirkulasi darah dari jantung ke seluruh tubuh, terutama ke organ-organ tubuh di
sekitar jantung.
c. Menghindarkan diri
dari berbagai penyakit tulang belakang, seperti :
·
Acute Lumbargo ; sengal (rasa sakit) pinggang mendadak.
·
Cronic Recurant ; sengal (rasa sakit) pinggang menahun.
·
Spondilosis ;
tergelincirnya ruas tulang belakang.
d. Menyembuhkan kelainan-kelainan tulang belakang bagi
anak-anak akibat posisi duduk yang kurang baik pada saat belajar misalnya
penyakit kiposis (bungkuk), lordosis (menjorok ke depan) dan skoliosis (bengkok
ke kanan atau ke kiri).
3. Sujud
Sujud merupakan salah satu aktifitas sholat yang menguatkan
otot kaki, leher, tangan dan perut. Seluruh bagian ini dilatih supaya lebih
kuat dan lentur. Gerakan sujud dimulai dari fase persiapan sujud,
yaitu ketika masih berdiri sampai sujud sempurna. Kemudian fase sujud, yaitu
dimulai dari sujud sempurna sampai bangkit ke duduk sempurna dari sujud.
Terakhir adalah fase bangkit dari sujud. Pada fase ini gerakannya
mulai dari selesai sujud ke-dua sampai bangun dan berdiri tegak.
Ketika turun hendak sujud, yang pertama menyentuh tanah
adalah ke-dua lutut, kedua tangan, baru kening dan hidung. Namun sebaliknya,
jika hendak bangkit dari sujud, maka yang naik pertama dari tanah adalah kepala
kemudian tangan baru lututnya. Ketika turun dari sujud otot kaki harus kuat
menahan beban tubuh, tubuhpun harus mampu menjaga keseimbangan agar bisa
menumpu dengan tepat dan berimbang pada kedua kaki. Bila otot kaki tidak kuat
ataupun tubuh tidak seimbang, tentu badan akan terhuyung bahkan mungkin terjatuh.
Manfaat dari sujud antara lain:
a. Melancarkan sirlulasi darah terutama ke daerah kepala
dan otak. Hanya pada saat sujud letak otak dan organ-organ kepala lainnya
berada lebih rendah daripada jantung. Hal ini memudahkan darah untuk mengalir,
mengirimkan oksigen ke otak dan organ-organ lainnya di kepala karena terbantu
gaya gravitasi. Karena otak adalah pusat susunan syaraf, maka terpenuhi atau
tidaknya kebutuhan darah di otak akan banyak berpengaruh terhadap seluruh
tubuh.
b. Otot bagian perut menjadi kuat dan akan sangat membantu
untuk menarik sekat diagfragma mengembang dan mengempis.
c. Limpa dan organ-organ perut terpijit sehingga aliran
darah menjadi lebih lancar.
d. Posisi sujud dengan telapak kaki yang berdiri tegak dan
jari ditekuk akan memperkuat otot dan syaraf di telapak kaki. Hal ini merupaka
latihan yang sangat baik untuk kesehatan dan kekuatan telapak dan jari kaki.
Sujud,
juga harus dilakukan dengan thuma’ninah. Lakukan gerakan dengan sempurna, baru kemudian
membaca bacaan sujud. Bacaan sujud dituntaskan dengan tenang dan penuh penghayatan
baru bangun dari sujud. Ketika sujud, tangan tidak boleh rapat ke tubuh, harus renggang.
Hal ini untuk menjaga rongga dada yang berisi paru-paru dan jantung memiliki
rung yang cukup untuk beraktifitas.
Menurut kalangan Hanafiah dan syafi’iah Sujud pada wanita
agak berbeda. Yaitu, merapatkan paha, menempelkan perut ke paha dan merapatkan
siku ke badannya. Hal ini untuk menjaga agar auratnya tidak tersingkap atau
terlihat oleh orang lain. Namun menurut Ibnu Hazm, dan yang lainnya gerakan
sholat laki-laki dan perempuan sama saja.
4. Duduk
antara Dua Sujud
Duduk antara dua sujud merupakan salah satu rangkaian
gerakan dalam sholat. Duduk antara dua sujud juga ahrus thuma’ninah. Jumhur
ulama menyebutkan bahwa duduk antara dua sujud disebut juga duduk iftirosy.
Duduk iftirosy hampir sama dengan duduk tahiyat awal. Yaitu badan dan kepala
tegak, telapak kaki kanan ditegakkan, jari-jarinya ditekuk ke arah kiblat sedangkan
telapak kaki kiri diduduki. Kemudian tangan berada berada di atas lututnya
(H.R. An Nasa’i dari Ibnu ‘Umar. Juga ‘Ali bin abi thalib, Abu Hurairah) .
Bedanya dengan tahiyat awal adalah jari tangan kanan membentuk posisi isyarat
hitungan 53.
Cara lain duduk antara dua sujud adalah punggung dan kepala
tegak, pantat duduk di atas kedua tumit, telapak kedua kaki tegak dan jari-jari
kedua kaki menghadap kiblat. Ini disebut duduk Iq’a (Imam ahmad, Mujahid,
Salim, Nafi’, Ibnu Abbas dan Ibnu Zubair, dll.).
Hikmah duduk di antara dua sujud antara lain:
a. Memijat otot-otot
betis dan paha. Hal ini kana sangat terasa manfaatnya jika otot betis dan paha
sedang pegal-pegal. Pijatan tersebut akan merelaksasi otot paha dan betis.
b. Memijat saluran atau urat darah yang terhambat di
sekitar betis dan lutut bagain bawah. Hal ini dapat mencegah atau mengurangi
resiko varises.
c. Duduk pada telapak kaki kiri adalah proses pemijatan
pada sekian banyak titik syaraf yang ada pada telapak kaki
Setelah gerakan duduk antara dua sujud dilakukan dengan
thuma’ninah dan bacaannya dibaca dengan tenang dan tuntas, mak adilanjutkan
dengan gerakan sujud ke-dua. Sujud ke-dua memiliki manfaat seperti manfaat pada
sujud pertama, sehingga berperan untuk memperkuat mafaat dari gerakan sujud
tersebut. Setelah selesai melakukan sujud, maka dilanjutkan dengan bangkit dari
sujud untuk berdiri dan melanjutkan rakaat selanjutnya. Bangkit dari sujud
memerlukan kekuatan otot kaki dan keseimbangan tubuh yang baik.
5. Duduk
Tahiyat Akhir
Aktifitas selanjutnya adalah duduk tahiyat akhir, disebut
juga duduk tawarruk. Posisinya adalah telapak kaki kanan ditegakkan, jari-jari
kakai kanan menghadap kiblat, kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan dan
pantat duduk di tanah. Bagian kanan tentu harus lebih kuat dari yang kiri
karena sering digunakan. Demikian juga kaki kanan. Sebagain besar orang
bukanlah orang kidal alias kebanyakan menggunakan bagian tubuh yang kanan.
Termasuk juga kaki kanan. Oleh karena itu, kaki kanan harus dilatih dengan
cukup agar mampu memenuhi fungsinya dengan baik. Duduk tahiyat akhir atau
tasyahud akhir merupakan gerakan yang dapat merelaksasi serangkaian gerakan
olah tubuh yang dilaksanakan selama rangkaian sholat berlangsung.
6. Salam
Gerakan salam adalah gerakan penutup dari rangkaian sholat.
Salam adalah memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri sambil membaca salam. Salam
memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan teritama otot sekitar leher dan
wajah. Salam yang baik dilakukan dengan menengok sempurna ke kanan dan ke kiri
sehingga tampak pipinya oleh makmum yang sholat di belakangnya. Dengan gerakan
seperti itu, akan melenturkan otot-otot di sekitar leher dan bawah telinga. Hal
ini penting untuk mendukung ketangkasan kepala dalam menghindar dari bahaya.
Ketika kepala menoleh untuk salam, bahu, dada dan perut
tidak ikut bergerak tetapi diam ditempat. Hal ini untuk lebih menguatkan efek
gerakan menoleh yang dilakukan oleh kepala. Gerakan salam tidak dilakukan
dengan tiba-tiba ataupun cepat, tetapi dilakukan dengan tenang sampai bacaan
salamnya selesai. Hal ini untuk memberi kesempatan otot melentur sesuai kebutuhan
dan menghindarkan otot dari cedera karena gerakan yang tiba-tiba dan terlalu
cepat.
Demikianlah kemanfaatan yang begitu besar dalam perspektif
medis bagi kondisi tubuh manusia. Oleh karena itu amat disayangkan bila
seseorang yang mengaku muslim tetapi tidak mau melaksanakan ibadah shalat.
Semoga penulis selalu mengerjakan sholat 5 waktu dengan tidak pernah absen
BalasHapus