Cari di Blog Ini

Minggu, 26 Maret 2023

Penyakit Menular Paling Umum di Kucing

Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 5.000 tahun SM, dengan ditemukannya kerangka kucing di Pulau Siprus. Sejak zaman 3.500 SM, orang Mesir Kuno telah menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil panen. Untuk mendapatkan makanannya, kucing sebagai seekor predator berketerampilan yang diketahui mampu memburu lebih dari 1.000 spesies hewan.

Diantara hewan peliharaan yang umum dan banyak dipelihara adalah kucing. Kucing bagi para pecintanya, adalah hewan yang sangat menyenangkan bahkan menjadi ‘teman setia’ penghilang lelah dan stres setelah seharian bekerja.

Namun, dibalik manfaat yang bisa diperoleh tersebut, terdapat bahaya yang ditimbulkan dari penyakit menular yang dapat ditularkan dari kucing ke manusia. Meski sebagian besar penyakit menular kucing hanya menyerang kucing, beberapa penyakit ini bisa ditularkan kepada manusia. Penyakit yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia ini disebut dengan zoonosis. Kemungkinan rata-rata orang tertular penyakit zoonosis dari kucing cukup rendah, tapi individu dengan sistem kekebalan lemah bisa terserang penyakit ini. Menghimpun dari berbagai sumber, berikut ulasan tentang penyakit menular kucing ke manusia.

1. Rabies

Rabies adalah penyakit pada hewan, termasuk kucing, yang terjadi karena infeksi virus. Penyebab paling umum rabies pada kucing adalah gigitan hewan. Gigitan tersebut kemudian menularkan virus lewat air liur. Selain gigitan, penularan virus rabies pada kucing juga bisa terjadi lewat luka terbuka atau melalui selaput lendir mata, hidung, dan mulut pada kucing.

Seekor kucing yang terinfeksi rabies bisa menularkan virus pada manusia. Umumnya kucing akan menggigit manusia dan virus pun menyebar lewat kontak air liur. Rabies bisa menular jika terjadi sentuhan dengan selaput lendir ataupun luka yang manusia miliki. Penyebaran virus rabies pada manusia juga bisa terjadi melalui cakaran. Meskipun cukup jarang, penyebaran virus lewat cakaran hewan sangat mungkin terjadi.

2. Kurap atau Ringworm

Kurap atau ringworm merupakan jenis penyakit kulit yang bisa juga terjadi pada kucing. Penyakit jenis kurap ini terjadi karena infeksi jamur, berkembang secara perlahan dengan memakan sel kulit mati, hingga akhirnya menyebar ke bagian tubuh hewan. Hewan ini bisa terkena kurap apabila bulunya sering basah atau jarang dibersihkan. Apabila kita sedang terluka, penularan akan sangat mudah terjadi.

3. Scabies

Feline sarcoptic mange merupakan penyakit kulit pada anjing dan kucing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabei. Penyakit ini sangat sering terjadi pada kucing. Terkadang, penyakit ini dikenal juga dengan sebutan scabies, mange terjadi karena tungau dengan bentuk tubuh oval, memiliki warna yang terang, tetapi bersifat mikroskopis. Tungau ini akan bersembunyi di lapisan luar kulit, membentuk terowongan dan memakan sel hidup serta cairan jaringan kulit. Akibatnya, akan terbentuk kerak atau krusta pada bagian kulit yang terinfeksi, umumnya mulai dari wajah dan telinga, lalu menyebar ke seluruh tubuh, dan bersifat sangat menular.

Penyakit ini bisa menyebabkan kucing menjadi gelisah, mengalami gatal yang hebat, dan menggaruk dengan agresif. Gejala biasanya muncul sekitar satu minggu setelah paparan terjadi. Gejala khas pada scabies adalah adanya kerak (crust) berwarna putih, kekuningan sampai abu-abu dan kulit menjadi menebal. Kucing juga akan mengalami gatal yang parah sehingga suka menggaruk-garuk hingga berdarah. Area yang paling sering terinfeksi adalah wajah dan telinga.

Ketika manusia bersentuhan dengan kucing yang terserang scabies, tungau bisa mengakibatkan munculnya ruam berupa benjolan kemerahan yang mirip dengan gigitan nyamuk. Sebagian besar scabies yang menyerang manusia bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi tetap saja akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

4. Flea Bites Dermatitis

Salah satu kondisi medis yang umum terjadi pada kucing adalah alergi. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kucing bereaksi berlebihan atau sangat sensitif terhadap alergen. Ada empat jenis alergi yang umum terjadi pada kucing, yaitu serangga atau kutu, makanan, dan kontak. Masing-masing memiliki ciri khas pada hewan tersebut.

Flea bites dermatitis mengacu pada alergi terhadap protein dan antigen tertentu yang ada pada air liur kutu yang menggigit hewan peliharaan. Sebenarnya, kucing normal hanya mengalami iritasi kulit ringan sebagai respons terhadap gigitan kutu. Namun, pada kucing yang mengalami alergi air liur kutu, reaksinya bisa sangat berbeda. Reaksi ini merupakan respons alergi terhadap protein yang ada dalam air liur kutu.

Kucing dengan gangguan kesehatan ini akan mengalami rasa gatal yang hebat dan akan menggaruk, menggigiti, atau menjilat area yang terinfeksi tanpa henti. Kondisi ini bisa menimbulkan kerontokan bulu dan luka terbuka atau koreng pada kulit yang memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi pada manusia.

5. Penyakit Cakar Kucing (Cat Scratch Disease)

Penyakit cakar kucing disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini tak hanya mampu berpindah ke manusia lewat gigitan atau cakaran kucing, tetapi juga melalui bulu kucing. Saat mengelus bulu kucing yang terkontaminasi bakteri dan secara tidak sadar langsung menyeka mata, manusia dapat berpotensi terkena penyakit ini.

Penyakit cakar kucing dapat memicu masalah kesehatan yang lebih serius bagi orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS atau pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

6. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini terdapat pada kotoran kucing yang sudah terinfeksi dan dapat menular ke manusia. Penyakit ini bisa berbahaya pada ibu hamil dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Pada ibu hamil, toksoplasmosis berisiko menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau penyakit bawaan lahir pada janin. Penyakit toksoplasmosis juga bisa mengganggu kesuburan wanita.

Vaksinasi adalah cara paling efektif untuk mencegah virus menyerang tubuh kucing. Vaksin bisa bekerja dengan cepat dan bisa memberikan kekebalan pada tubuh kucing dalam beberapa jam, hari bahkan bulan. Lakukan vaksinasi setiap tahun. Kemudian beri makanan sehat yang kaya protein dan vitamin. Pastikan kucing kesayangan tidak minum dari sumber air yang kotor. Sebab, air yang kotor akan menghambat proses pencernaan dan bakteri/virus akan menyerang tubuhnya. Rutin memandikan kucing juga jadi point yang penting. Selain untuk menjaga kebersihan si kucing, mandi juga menghilangkan kutu, jamur, atau parasit yang menempel pada bulu. <Penulis>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar