Rabies adalah penyakit infeksi mematikan yang berasal dari gigitan,
cakaran, dan air liur hewan (saliva) yang terinfeksi rabies.
Rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat ditakuti nomor 1 di dunia,
dan merupakan penyakit penting di Indonesia karena bersifat fatal dan
menimbulkan kematian bagi manusia yang terpapar.
Rabies ditemukan di seluruh dunia, kecuali Antarktika, dengan 95% kematian pada manusia terjadi di Asia dan Afrika. Setiap tahun, hampir 59.000 orang meninggal dunia akibat rabies. Gigitan anjing berkontribusi terhadap 99% kasus rabies pada manusia dan sekitar 40% orang yang digigit anjing terduga rabies merupakan anak berusia di bawah 15 tahun.
Sumber penular dari rabies berasal dari hewan terutama pada anjing. Selain itu, terdapat beberapa hewan lainnya seperti kucing, sapi, kambing, dan kuda. Bahkan hewan liar pun juga bisa menularkan, seperti kelelawar, berang-berang, anjing hutan, rubah, monyet, dan rakun. Rabies disebabkan oleh virus Lyssavirus dari golongan Rhabdoviridae. Virus rabies dapat masuk melalui mulut, mata, atau luka terbuka di tubuh manusia dari air liur (saliva) pada hewan yang terinfeksi rabies.
Gejala yang ditimbulkan pada hewan yang terkena rabies adalah suka menjilat bagian yang terluka, peka terhadap cahaya, sentuhan, dan suara, berbusa di bagian mulut dan mengeluarkan air liur, serta menjadi agresif. Adapun gejala rabies pada manusia yang tertular rabies adalah sakit tenggorokan dan mual, demam tinggi dan sakit kepala, kesulitan menelan dan bernapas, merasa cemas tanpa sebab, mendadak takut air, sensitif terhadap cahaya, serta produksi air liur meningkat sampai berlebihan.
Jika tidak
ditangani secara cepat dan tepat, rabies pada manusia dapat menyebabkan
kematian. Sayangnya, masih banyak mitos tentang rabies yang
beredar di masyarakat dan membuat kesalahpahaman. Apa saja mitos tentang
rabies dan bagaimana faktanya? Berikut penjelasannya:
1. Rabies
Tidak Bisa Dicegah
Fakta: Rabies dapat dicegah pada kucing dan anjing melalui penggunaan vaksin. Vaksin juga bisa diberikan kepada manusia.
2. Rabies
Tidak Bisa Disembuhkan
Fakta: Jika Anda membiarkan infeksi rabies berkembang, memang tidak ada pengobatan
yang efektif. Rabies dapat mengancam nyawa bila tidak diobati.
Namun, selalu ada peluang untuk bertahan hidup setelah infeksi rabies. Kuncinya adalah mendapatkan perawatan segera dengan serangkaian suntikan yang mencegah infeksi terus berlanjut.
3. Rabies
Hanya Ditularkan Melalui Gigitan Hewan
Fakta: Penularan melalui gigitan hewan rabies merupakan cara yang paling
umum. Akan tetapi, rabies juga dapat ditularkan melalui cakaran dari anjing
atau hewan lain bila ada air liur hewan tersebut di kuku yang menyebabkan
goresan.
Penularan rabies juga bisa melalui udara. Hal ini dapat terjadi saat
seseorang bersentuhan dengan kelelawar.
4. Mencuci
Luka Gigitan Anjing Tidak Akan Berhasil
Fakta: Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), salah satu hal terbaik yang
harus dilakukan setelah digigit anjing adalah mencuci luka dengan segera dan
menyeluruh untuk membatasi kemungkinan terkena rabies.
Namun, mencuci saja tidak cukup untuk mengobati rabies. Cari perawatan
medis, termasuk vaksinasi pasca terpapar virus atau infeksi.
5. Vaksin
Rabies Hanya Bekerja Selama Beberapa Bulan
Fakta: Vaksin rabies cukup efektif pada hewan dan bertahan sekitar satu tahun. Ini
pentingnya menjadwalkan pemeriksaan kesehatan tahunan rutin di dokter hewan
untuk hewan peliharaan Anda.
6. Anjing
dan Kucing dalam Ruangan Tidak Butuh Vaksin Rabies
Fakta: Penting untuk mengikuti nasihat dokter hewan Anda tentang apakah hewan
dalam ruangan perlu divaksinasi atau tidak.
Hewan peliharaan dalam ruangan yang hidup di lingkungan pedesaan dapat
melarikan diri dan digigit oleh hewan liar.
7. Kalau Anjing
Menggigit Seseorang, yang Dirawat Hanya Korbannya
Fakta: Sebenarnya bila menggigit seseorang, anjing itu perlu ditangkap dan
dipelihara dalam ruangan atau kandang. Lebih baik terisolasi dari hewan lain
dan manusia selama sepuluh hari.
8. Rabies
Tidak Mengancam Jiwa atau Fatal bagi Manusia
Fakta: Rabies dapat mengakibatkan kematian bila luka gigitan tidak segera dicuci dan ditangani, serta vaksinasi tidak diberikan tepat waktu sesuai ketentuan.
Rabies tidak boleh dianggap sepele begitu saja. Dengan mengetahui faktanya, pencegahan dan penanganan rabies bisa dilakukan lebih cepat dan tepat. <Penulis>
👏👏👏
BalasHapus